Bittersweet (Part 9)

BitterSweet6

*Part 9*

Suara tembakan memenuhi ruangan di mana terdapat dua murid SMA yang masih mengenakan seragam mereka.

“Mwoya?!” Seru murid laki-laki yang telah melepas almamater sekolahnya.

“Assa!” Gadis yang masih mengenakan seragamnya dengan lengkap dan rapih itu tersenyum puas setelah berhasil mengalahkan murid laki-laki di sebelahnya itu.

“Lee JungAh, kau bilang kau tidak pernah memainkan game ini satu kalipun. Bagaimana bisa kau mengalahkanku yang memainkan ini setiap harinya?!” Kesal sang murid laki-laki.

“Tidak pernah memainkan bukan berarti aku tidak bisa bermain SungJin-ah.” Sahut gadis itu seraya melepaskan pistol berwarna pink itu dari genggaman tangannya.

“Baiklah, kau mau coba racing carku?” Tanya SungJin.

“Sejujurnya aku lebih tertarik pada racing bikemu.” Aku JungAh.

“Joha!” Sahut SungJin singkat dan melangkahkan kakinya menuju racing bikenya.

“Bagaimana kau bisa bertemu dengan SungMin hyung? Sejak kapan kau kenal dengannya?” Tanya SungJin seraya memilih track balapan untuk mereka. Continue reading

Bittersweet (Part 8)

BitterSweet6

Part 8

“Apa kau menyukai pasta tadi?” Tanya seorang laki-laki yang mengenakan seragam berwarna biru gelap kepada gadis yang mengenakan seragam dengan warna sama yang berada dirangkulannya.

“Eung.” Gadis itu mengangguk singkat.

“Eum… lalu apa yang sebaiknya kita lakukan sekarang?” Tanya pria itu sekali lagi.

“Entahlah, aku juga tidak memiliki ide apapun.” Gadis itu menggeleng pelan.
Continue reading

Bittersweet (Part 7)

BitterSweet6

HAPPY READING!

Part 7

“Apa kau sudah puas menangis?” Tanya murid laki-laki pada murid perempuan yang ada di pelukannya.

“Eung.” Balas gadis itu seraya menghapus jejak air mata di pipinya menggunakan punggung tangannya.

“Kau mau makan?”

“Makan? Kita masih ada 3 jam pelajaran lagi oppa. Terlebih kau sudah kelas 3 sekarang, kau harus banyak belajar untuk ujian nasionalmu nanti.” Omel gadis itu.

“Lee JungAh! Kau lebih muda 2 tahun dariku, tapi kenapa kau jauh lebih cerewet dibanding eomma hah?” SungMin mengacak pelan rambut JungAh.

“Geunyang.” Gadis itu kembali tersenyum, membuat namja di depannya tersenyum lega.

“Ayo kita bolos saja, hanya 3 jam pelajaran matematika, aku tidak akan mati.” SungMin merangkul JungAh dan menggiringnya berjalan keluar gedung sekolah. Continue reading

Bittersweet Part 6

BitterSweet6

WARNING: Ini mungkin masuk kategori long shot

Part 6

 

“Lee JungAh!”  teriak murid laki-laki yang tengah berlari mengejar seorang murid perempuan, “Lee JungAh berhenti di sana!” ia terus meneriaki murid perempuan itu untuk berhenti, namun tidak dihiraukan sama sekali.

“Lee JungAh!” akhirnya anak laki-laki itu bisa menggapai tangan gadis itu dan menariknya berhenti.

Gadis itu tetap berontak, ingin melepaskan dirinya, namun murid laki-laki itu tidak membiarkannya.

“Dengarkan aku Lee JungAh!”

“Apa yang harus aku dengar?” Jerit gadis itu menjadi, “Apa lagi yang harus aku dengar? Bahwa aku membunuh orang tuaku sendiri?!”

Murid lelaki itu tersentak, tidak memercayai apa yang gadis itu katakan. Namun ia tetap tidak bisa menahan dirinya untuk terkejut. Continue reading

Bittersweet Part 5 (Love Dust Sequel)

“Kau tahu Lee JungAh kan?” Tanya seorang murid pada temannya.

“Eoh, ia adalah gadis yang duduk di sana bukan?” Temannya itu menunjuk seorang gadis yang duduk dengan posisi tertunduk.

“Eung. Kau tahu? Ia menjual dirinya sendiri untuk mendapatkan uang. Bahkan ia pernah melakukannya dengan pamannya sendiri. Ah, jangan lupakan bahwa ia juga memberikan sejumlah uang agar para guru menaikkan nilainya.”

“Mwoya? Jinjja?!” Seru seorang murid laki-laki yang sedang berlalu.

Continue reading

Bittersweet Part 4 (Love Dust Sequel)

Seorang gadis kecil berumur sekitar 5 tahun duduk di depan sebuah rumah, yang terlihat tidak terawat, sambil menangis dan memegangi kepalanya yang tertunduk dalam. Ia terus menggumamkan kata-kata yang tidak dapat didengar oleh orang yang berlalu lalang. Memang tidak banyak orang terlihat di desa itu, sehingga tidak ada yang memperhatikan gadis itu pula.

Tidak, kecuali seorang bocah dengan kedua gigi depan yang tengah tanggal. Bocah itu berjalan mendekati gadis kecil itu dengan sebatang coklat di tangannya. Bocah itu mengetukan coklat itu ke kepala gadis itu, namun gadis itu tidak merespon ketukan itu. Bocah itu memutuskan untuk berjongkok di depan gadis itu.

“Na SungMiniya, Lee SungMin. Narang chinguhaja.” (Ayo berteman denganku) Bocah itu memberikan senyum terbaiknya.

Continue reading

Bittersweet Part 3 (Love Dust Sequel)

*Bittersweet*

Author POV

AhRa melangkah masuk ke apartemen adiknya dengan kepala tertunduk.

“KyuHyun-ah, na wasseo.” AhRa mengetuk kamar KyuHyun namun tidak ada sahutan.
“KyuHyun-ah,” AhRa memasukan kepalanya ke kamar KyuHyun, “Kau sudah tidur ternyata.” Ucap AhRa pada dirinya sendiri.

AhRa melangkahkan kakinya masuk ke kamar KyuHyun dan duduk di sisi tempat tidurnya.

“Apa yang telah kau perbuat KyuHyun-ah? Hingga kau harus mengalami semua ini?” Tangan AhRa terulur merapihkan poni KyuHyun yang menutupi wajahnya, “Mianhae KyuHyun-ah, karena noona tidak bisa membantumu di saat sulit seperti ini.” AhRa mengecup kening adik kesayangannya itu kemudian tertidur di sisinya.
Continue reading

After the Sermon (Sequel of Sunday Morning)

PS: FF ini sudah pernah di post di sujuff2010

After the Sermon

Semua orang berhambur keluar menandakan acara telah selesai. Masih terdengar jelas di kepalaku Khotbah pendeta barusan yang mengatakan bahwa mungkin kita memang memiliki rencana yang bagus demi diri kita sendiri serta orang yang kita cintai, namun Tuhan selalu memiliki rencana yang lebih baik lagi bagi diri kita serta semua orang. Aku benar-benar menyukai tema itu. Setelah merenung, aku bangkit berdiri lalu menggengam tangan MinJung yang masih merenungkan perkataan dari. Tidak lama kemudian ia membuka matanya dan menatapku.

“Gajja.” Ajakku. Lalu ia bangkit berdiri dan berjalan kedepan pintu. Beberapa adegan hangat terlihat di depan mataku. Beberapa umat berdiri melingkar dan saling bercengkrama, bahkan tertawa hangat beberapakali. Aku mulai mencari dua sosok orang yang sudah menjemput kami tadi, hingga MinJung menunjuk kesalah satu arah. Kulihat EunHyuk sedang berbicara serius dengan pendeta barusan. Tanpa menunggu lebih lama lagi aku menarik lembut tangan MinJung untuk datang kesana.

Continue reading